Waspadai Gejala Kronis Maag: Jangan Anggap Enteng, Bisa Jadi Pertanda Serius!

Penyakit maag atau gastritis adalah kondisi umum yang ditandai dengan nyeri, perih, atau tidak nyaman pada perut bagian atas. Namun, jika gejala maag terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dikenal sebagai maag kronis. Menganggap enteng gejala kronis maag bisa berakibat fatal karena dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Salah satu bahaya utama maag kronis yang tidak ditangani dengan baik adalah tukak lambung. Peradangan yang terus-menerus pada lapisan lambung dapat menyebabkan luka terbuka (tukak) yang menimbulkan nyeri hebat, perdarahan, bahkan perforasi (kebocoran) lambung yang memerlukan tindakan operasi segera.

Selain tukak lambung, maag kronis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia lambung, yaitu perubahan abnormal pada sel-sel lapisan lambung yang berpotensi menjadi kanker lambung. Meskipun prosesnya bertahap, mengabaikan gejala kronis maag berarti membiarkan risiko ini terus meningkat.

Gejala maag kronis sendiri bisa bervariasi, mulai dari rasa nyeri atau perih di perut bagian atas yang hilang timbul, rasa kembung dan begah setelah makan, cepat merasa kenyang, mual, muntah, hingga sensasi terbakar di dada (heartburn). Pada beberapa kasus, maag kronis juga dapat menyebabkan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas akibat nafsu makan yang berkurang dan rasa tidak nyaman setelah makan.

Mengapa gejala kronis maag tidak boleh dianggap enteng? Karena gejala-gejala tersebut bisa saja disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang, stres kronis, atau bahkan adanya tumor di lambung. Tanpa pemeriksaan yang tepat, penyebab pasti maag kronis tidak akan diketahui dan penanganan yang diberikan mungkin tidak efektif.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala maag yang sering berulang atau berlangsung lebih dari beberapa minggu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menyarankan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi (peneropongan saluran cerna atas) untuk melihat kondisi lapisan lambung secara langsung dan mengambil sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan.