Prabowo Janji Buka 30 Fakultas Kedokteran Baru: Solusi Instan atau Tantangan Kualitas?

Janji kampanye Prabowo Subianto untuk membuka 30 fakultas kedokteran (FK) baru di Indonesia bertujuan mengatasi kekurangan dokter yang kritis. Inisiatif ini diklaim sebagai untuk meningkatkan rasio dokter per penduduk dan meratakan akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Namun, rencana ambisius ini memicu perdebatan mengenai Solusi Instan medis di Indonesia.

Meskipun pembukaan 30 FK baru tampak sebagai Solusi Instan untuk kekurangan tenaga kesehatan, tantangan terbesarnya terletak pada penjaminan mutu. Mendirikan FK membutuhkan sumber daya yang masif: dosen ahli, fasilitas laboratorium lengkap, dan rumah sakit pendidikan yang terakreditasi. Ketersediaan infrastruktur ini tidak dapat dicapai dalam waktu singkat.

Jika rencana Solusi Instan ini dilakukan tanpa persiapan matang, risiko menghasilkan lulusan yang tidak kompeten sangat tinggi. Kualitas pendidikan kedokteran tidak boleh dikompromikan demi kuantitas. Kekurangan dosen spesialis dan fasilitas praktik yang minim dapat merusak standar pendidikan profesi yang sangat ketat.

Pemerintah harus memastikan bahwa ini didukung oleh investasi jangka panjang pada dosen dan infrastruktur. Daripada hanya fokus pada pembangunan gedung baru, alokasi anggaran harus diprioritaskan untuk capacity building, seperti pelatihan dosen dan peningkatan akreditasi rumah sakit yang akan dijadikan mitra pendidikan.

Rencana Solusi Instan ini juga harus dievaluasi dari sisi distribusi geografis. Pembukaan FK baru harus benar-benar menyasar wilayah yang paling kekurangan dokter, bukan sekadar wilayah dengan potensi politik atau ekonomi tinggi. Ini adalah kunci untuk mencapai pemerataan layanan kesehatan.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa daripada mencari Solusi Instan dengan membangun FK baru, pemerintah sebaiknya fokus memperkuat 92 FK yang sudah ada. Peningkatan dana, perbaikan kurikulum, dan insentif dosen di FK lama dapat menghasilkan dampak kualitas yang lebih cepat dan terukur.

Solusi Instan yang ditawarkan Prabowo memiliki potensi besar, tetapi harus diimbangi dengan strategi yang hati-hati. Kecepatan harus dikalahkan oleh kualitas dan sustainability. Masa depan kesehatan masyarakat bergantung pada kemampuan kita mencetak dokter yang tidak hanya banyak, tetapi juga handal dan kompeten.

Maka, tantangannya adalah mengubah janji politik ini menjadi program terstruktur. Pembukaan 30 FK baru tidak boleh menjadi Solusi Instan yang berujung pada kemunduran kualitas. Sebaliknya, ini harus menjadi momentum perbaikan menyeluruh sistem pendidikan kedokteran nasional.