Update Penelitian dan Terapi Terbaru untuk Mengatasi Post-Polio Syndrome

Post Polio Syndrome (PPS), kondisi jangka panjang yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi polio akut, terus menjadi fokus penelitian intensif. Meskipun belum ada penyembuhan definitif, pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi Post Polio Syndrome dan perkembangan terapi terbaru memberikan harapan bagi jutaan penyintas polio di seluruh dunia. Artikel ini akan mengulas update penelitian terkini dan terapi terbaru yang menjanjikan untuk mengatasi PPS.

Fokus Penelitian Saat Ini:

Penelitian saat ini berfokus pada beberapa area utama untuk lebih memahami dan mengelola PPS:

  • Patomekanisme PPS: Para ilmuwan terus menyelidiki penyebab pasti PPS. Teori yang berkembang mencakup degenerasi progresif unit motorik yang diperbesar akibat peningkatan tuntutan metabolisme, proses penuaan normal yang dipercepat pada neuron yang rusak, dan potensi keterlibatan mekanisme inflamasi. Penelitian terbaru juga mengeksplorasi kemungkinan perubahan epigenetik yang disebabkan oleh infeksi polio awal yang meningkatkan kerentanan terhadap degenerasi saraf di kemudian hari.
  • Diagnosis yang Lebih Baik: Karena tidak ada tes diagnostik spesifik untuk PPS, penelitian berupaya mengembangkan kriteria diagnostik yang lebih tepat dan metode untuk menyingkirkan kondisi lain. Pencitraan MRI otot sedang dieksplorasi sebagai alat bantu diagnostik untuk mengidentifikasi pola spesifik atrofi otot yang terkait dengan PPS.
  • Uji Klinis Terapi Baru: Sejumlah uji klinis sedang berlangsung untuk mengevaluasi potensi terapi farmakologis dan non-farmakologis dalam mengurangi gejala PPS dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Terapi Terbaru yang Menjanjikan:

Meskipun sebagian besar penanganan PPS saat ini berfokus pada manajemen gejala, beberapa terapi terbaru menunjukkan hasil yang menjanjikan:

  • Intravenous Immunoglobulin (IVIG): Sebuah uji klinis fase 2/3 baru-baru ini menunjukkan hasil positif yang signifikan dari terapi IVIG dalam meningkatkan mobilitas pasien PPS. Studi tersebut menemukan peningkatan yang signifikan dalam jarak tempuh berjalan dua menit (2MWD) pada pasien yang menerima infus IVIG bulanan dibandingkan dengan plasebo. IVIG, khususnya Flebogamma® 5% DIF, terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
  • Terapi Latihan yang Ditargetkan: Penelitian terus menekankan pentingnya program latihan fisik yang individual dan tidak menyebabkan kelelahan berlebihan. Latihan air dan latihan isometrik sering direkomendasikan. Teknik “pacing” untuk mengelola aktivitas dan istirahat juga menjadi fokus penting dalam terapi fisik.