Mengenal Lebih Dekat Infeksi Bakteri: Memahami Perbedaan Bisul dan Abses

Infeksi bakteri dapat menyerang berbagai bagian tubuh dan menimbulkan beragam gejala. Dua kondisi umum akibat infeksi bakteri pada kulit adalah bisul dan abses. Meskipun keduanya sering dianggap sama, terdapat perbedaan penting dalam karakteristik dan penanganannya. Memahami perbedaan ini akan membantu kita mengambil langkah yang tepat jika mengalaminya.

Bisul, atau furunkel, adalah benjolan merah dan nyeri pada kulit yang berisi nanah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus, yang menyerang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya. Pada tahap awal, bisul mungkin tampak seperti jerawat besar, namun seiring waktu akan membesar, terasa lebih nyeri, dan membentuk mata nanah di puncaknya. Kita bisa membayangkan seorang warga bernama Nyonya Ani yang pada hari Kamis, 17 Juli 2025, sekitar pukul 14.30 di kediamannya di Jalan Dahlia No. 5, Glasgow, menyadari adanya benjolan nyeri di punggungnya yang ternyata adalah bisul.

Sementara itu, abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk di bawah permukaan kulit atau di dalam organ tubuh. Abses terjadi ketika tubuh mencoba melawan infeksi bakteri. Sistem kekebalan tubuh mengirimkan sel-sel darah putih ke area infeksi. Sel-sel mati, bakteri, dan jaringan yang rusak akan berkumpul membentuk nanah. Abses bisa lebih dalam dan lebih luas dibandingkan bisul. Misalnya, pada tanggal 5 Maret 2025, seorang dokter di Rumah Sakit Royal Infirmary Glasgow mendiagnosis seorang pasien bernama Tuan Budi dengan abses di area bekas operasi yang diduga disebabkan oleh infeksi bakteri pasca tindakan.

Perbedaan utama antara bisul dan abses terletak pada lokasi dan kedalaman infeksi. Bisul terbatas pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya, sedangkan abses dapat terbentuk di lapisan kulit yang lebih dalam atau bahkan di dalam organ tubuh. Selain itu, ukuran abses cenderung lebih besar dan dapat melibatkan area yang lebih luas. Gejala lain yang mungkin menyertai abses adalah demam dan rasa tidak enak badan, terutama jika infeksinya cukup parah.

Penanganan bisul yang kecil seringkali dapat dilakukan di rumah dengan menjaga kebersihan area yang terkena dan mengompres hangat beberapa kali sehari untuk membantu nanah keluar. Namun, bisul yang besar, sangat nyeri, atau tidak kunjung sembuh memerlukan penanganan medis. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik oral atau melakukan insisi dan drainase untuk mengeluarkan nanah.

Untuk abses, penanganan medis umumnya diperlukan. Dokter akan melakukan insisi dan drainase untuk mengeluarkan nanah. Antibiotik juga seringkali diresepkan untuk mengatasi infeksi bakteri yang mendasarinya. Penting untuk tidak mencoba memencet atau memecahkan abses sendiri karena dapat memperparah infeksi dan menyebarkannya ke area lain.

Mengenali perbedaan antara bisul dan abses penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika Anda mengalami benjolan yang mencurigakan dan disertai gejala infeksi bakteri, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang optimal.