Dunia medis kini menghadapi ancaman global yang dijuluki “silent pandemic”: resistensi antimikroba (AMR). Situasi ini berarti infeksi bakteri yang dulunya mudah diobati kini semakin sulit diatasi. Puncaknya terjadi ketika Antibiotik Generasi terakhir—obat-obatan yang disimpan sebagai pertahanan pamungkas—mulai kehilangan efektivitasnya. Jika tren ini berlanjut, kita akan kembali ke era pra-antibiotik, di mana luka kecil atau operasi rutin dapat berujung fatal akibat infeksi yang tidak terkontrol.
Resistensi ini muncul karena penyalahgunaan dan penggunaan Antibiotik Generasi secara berlebihan, baik pada manusia maupun dalam sektor peternakan. Bakteri berevolusi dengan cepat, mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang membuat obat tidak lagi mempan. Bakteri superbug ini menjadi ancaman nyata yang menyebar lintas benua. Ketika mekanisme pertahanan tubuh manusia gagal, dan Antibiotik Generasi terakhir tidak mampu membunuh bakteri, tingkat kematian akibat infeksi akan melonjak drastis secara global.
Peringatan World Health Organization (WHO) sangat jelas: penelitian dan pengembangan Antibiotik Generasi baru sangat tertinggal dibandingkan laju evolusi bakteri. Butuh waktu bertahun-tahun dan biaya besar untuk menemukan obat baru, sementara bakteri mengembangkan resistensi hanya dalam hitungan bulan. Kesenjangan ini menciptakan krisis yang berdampak pada segala aspek kesehatan, termasuk prosedur medis rutin seperti transplantasi organ, kemoterapi, dan operasi Caesar.
Salah satu contoh paling menakutkan adalah resistensi terhadap carbapenem, yang merupakan Antibiotik Generasi terakhir untuk melawan banyak jenis bakteri gram-negatif yang berbahaya. Ketika obat ini gagal, pilihan pengobatan hampir habis. Kegagalan ini tidak hanya memengaruhi pasien yang sakit kritis, tetapi juga sistem kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan biaya perawatan, dan memperpanjang masa rawat inap secara signifikan di seluruh rumah sakit.
Untuk mencegah kiamat medis ini, diperlukan aksi kolektif segera. Kampanye kesadaran publik tentang penggunaan Antibiotik Generasi secara bijak harus diperkuat, termasuk larangan penggunaan tanpa resep. Selain itu, pemerintah dan perusahaan farmasi harus didorong untuk berinvestasi lebih besar dalam penelitian obat baru dan terapi alternatif. Mengendalikan penyebaran resistensi adalah tanggung jawab bersama demi mempertahankan kemampuan kita melawan infeksi.